Resume Teori Belajar Kognitif Gestalt
A. Teori Belajar Gestalt
Teori kognitif
kedua yang akan
dibahas dinamakan teori
Gestalt yang dikembangkan oleh
Max Wertheirmer, Kurt
Koffka, dan Wolfgang Kohler. Eksperimen yang
dilakukan merupakan suatu
inovasi yang berkaitan
dengan pengamatan yang membedakan
pengamatan visual dengan fenomena fisik. Eksperimen ini
menyimpulkan adanya suatu
tilikan (insight) terhadap
unsur-unsur yang terkait dalam
pemecahan suatu masalah.
Artinya unsure suatu objek
atau peristiwa akan memberikan
maksa apabila individu
mampu melihat hubungan antara satu unsur dengan unsur yang
lain dalam satukeseluruhan. Istilah “Gestalt “ berasal dari bahasa jerman yang artinya adalah bentuk atau konfigurasi. Pokok
pandangan Gestalt ini bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
keseluruhan yang terorganisasikan. Dalam
mengorganisasikan melibatkan
suatu bentuk (figure)
yaitu apa yang
menjadi pusat pengamatan
dan berlawanan dengan latar
(ground) yaitu sesuatu
yang melatarbelakangi suatu bentuk sehingga bentuk itu Nampak
sebagai sesuatu yang bermakna.
Pokok
pandangan Gestalt berawal dari empat asumsi dasar, yaitu:
Pertama, bahwa
perilaku “molar” hendaknya
lebih banyak dipelajari dibandingkan perilaku “molecular”.
Perilaku molecular adalah perilaku dalam bentuk keluarnya kelenjar atau
kontraksi otot, sedangkan perilaku “molar “ adalah perilaku dalam keterkaitannya dengan
lingkungan luar, seperti
berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain
sepakbola, dll. Perilaku
molar ini lebih mempunyai makna dibandingkan perilaku molecular.
Kedua, hal
yang penting dalam
mempelajari perilaku adalah
membedakan anatar lingkungan geografis
dengan lingkungan behavioral.
Lingkungan geografis adalah lingkungan
yang sebenarnya ada,
sedangkan lingkungan behavioral
adalah lingkungan yang merujuk
kepada sesuatu yang
nampak. Misalnya jika melihat gunung dari
kejauhan seolah tampak
sangat indah (ini
adalah bentuk lingkungan behavioral), padahal sebenarnya
jika kita mendekatigunung sebenarnya gunung itu penuh dengan hutan lebat dan
binatang buas (ini dinamakan lingkungan geografis).
Ketiga, bahwa
organisme tidak mereaksi
terhadap rangsangan lokal
atau unsur-unsur atau suatu
bagian peristiwa, akan
tetapi mereaksi terhadap
suatu keseluruhan objek atau
peristiwa. Misalnya adanya
penamaan terhadap suatu kumpul Misalnyaan bintang seperti
virgo, pisces, sagitarius, dan lain sebagainya.
Keempat, bahwa pemberian makna terhadap suatu
rangsangan sensori, yaitu suatu proses
yang dinamis dalam
memberikan tafsiran terhadap rangsangan
yang diterima.
B. Prinsip Teori Belajar Gestalt
Menurut Koffka
dalam Mohammad Surya
(2003) terdapat tujuh prinsip organisasi yang terpenting, yaitu:
a) Hubungan
bentuk dan latar
(figure-ground
relationship), prinsip ini menganggap bahwa
setiap bidang pengamatan
dapat dibagi dua
yaitu bentuk dan latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi
penafsiran yang kabur.
Contohnya perhatikan gambar
berikut ini. (insert gambar)
b) Kedekatan
(proximity), menyatakan bahwa
unsur-unsur yang saling berdekatan dengan
ruang dan waktu
dalam budang pengamatan
akan dipandang sebagai satu
bentuk tertentu. Contoh
lihat gambar berikut, Nampak terdapat
tiga kumpulan garis
yang masing-masing terdiri
atas tiga baris yang saling
berdekatan bukan kumpulan Sembilan garis.
c) Kesamaan (similarity), menyatakan bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang
sebagai suatu objek yang saling memiliki.
d) Arah
bersama (common direction),
mengimplikasikan bahwa unsur-unsur bidang pengamatan
yang berada dalam
arah yang sama senderung akan dipersepsi sebagai
suatu figure atau
bentuk tertentu. Misalnya
garis-garis pada contoh lebih Nampak sebagai suatu pola yang jelas.
e) Kesederhanaan
(simplicity), menyatakan bahwa
orang cenderung menata bidang
pengamatannya dalam bentuk
sederhana, penampilan regular
dan cenderung membentuk keseluruhan
yang baik berdasarkan
susunan sumetrus dan keteraturan.
f) Ketertutupan
(closure), menyatakan bahwa
orang cenderung akan
mengisi kekosongan suatu pola objek atau pengalaman yang tidak lengkap.
Dalam pandangan
Gestalt bahwa pembelajaran
merupakan suatu fenomena kognitif yang
melibatkan persepsi terhadap
suatu benda, orang,
atau peristiwa dalam cara-cara
yang berbeda. Bahwa transformasi atau perubahan seseorang dari sesuatu yang
tidak tahu menjadi
memiliki kemampuan berlangsung
dengan cepat.
Manusia akan
dengan mudah dan
efektif melakukan suatu
pembelajaran apabila
memiliki kemampuan melihat
unsur-unsur yang terdapat
dalam suatu objek
atau peristiwa tertentu, serta
mampu melihat hubungan
dan keterkaitannya untuk menjadi suatu keseluruhan.
C. Aplikasi Teori Gestalt dalam Pembelajaran
Aplikasi
teori Gestalt terhadap proses pembelajaran antara lain:
1) Pengalaman
tilikan (insight), dalam
proses pembelajaran sebaiknya
para peserta didik memiliki kemampuan memandang sesuatu secara
keseluruhan. Untuk itu perlu ada bantuan dari guru dalam mengembangkan
kemampuan tersebut melalui kemampuan
dalam memecahkan masalah dengan dilihat dari berbagai sudut pandang.
2) Pembelajaran
bermakna (meaningful learning),
dalam proses pembelajaran hendaknya selalu
dihubungkan dengan peristiwa
atau objek yang
pernah atau sering dialami siswa, sehingga dalam proses pemecahan
masalah akan lebih memberikan kemudahan
kepada siswa untuk
mencari solusinya, sehingga lebih
bermakna.
3) Perilaku
bertujuan (purposive behavior),
dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa
mengetahui tujuan mereka
mempelajari suatu materi
agar proses pembelajaran menjadi efektif, karena memudahkan guru
menggiring siswa kea rah
pencapaian tujuan tersebut.
Untuk itu pada awal
proses pembelajaran
sebaiknya guru mengemukakan
tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui arah capaian
pembelajaran tersebut.
4) Prinsip ruang hidup (life space), dalam
proses pembelajaran sebaiknya guru selalu
menghubungkan antara proses
pembelajaran dengan tuntutan
dan kebutuhan lingkungan. Materi
pelajaran yang disampaikan
hendaknya memiliki padanan dan
kaitan dengan situasi
dan kondisi yang
terjadi di lilngkungannya.
5) Transfer
dalam pembelajaran (transfer
of knowledge), dalam
proses
pembelajaran sebaiknya
guru membantu siswa
untuk menguasai prinsipprinsip pokok
dari materi yang
akan diajarkannya, tujuannya
agar siswa dapat menerapkannya
dalam situasi-situasi lain
yang mungkin berbeda sifatnya.
Teori-teori belajar yang berada pada rumpun kognitif cukup banyak. Sekarang
coba Anda cari pada literature lainnya tentang teori belajar kognitif menurut
Gagne,
Bruner,
dan Bloom yang sangat mempengaruhi terhadap perkembangan pendidikan di Negara
kita. Untuk menambah wawasan
Anda, kita akan
bahas sedikit mengenai
teori belajar menurut Gagne, bahwa belajar adalah suatu proses yang
kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas
yang timbul disebabkan
karena adanya stimulasi
yang berasal dari lingkungan
dan karena terjadinya
proses kognitif yang
dilakukan oleh peserta didik itu
sendiri. Menurut gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi
eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam belajar, kondisi internal yang
menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar
yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan
motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Bagi Gagne
mengemukakan lima kategori
besar dari kemampuan
manusia berkenaan dengan hasil dari belajar yaitu:
(1)
informasi verbal (verbal information)
(2)
ketrampilan intelektual (intellectual skills)
(3)
strategi kognitif (cognitive strategies)
(4)
sikap (attitudes)
(5)
ketrampilan motorik (motor skills)
Gagne mengemukakan
delapan tipe belajar
yang membentuk suatu
hierarki dari yang paling sederhana sampai yang kompleks, yaitu:
1. Belajar tanda-tanda atau isyarat (signal
learning)
2. Belajar hubungan stimulus-respon
(stimulus-respon learning)
3. Belajar menguasai rangkaian suatu hal
(chaining learning)
4. Belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal
( verbal association)
5. Belajar membedakan atau diskriminasi
(discrimination learning)
6. Belajar konsep-konsep (concept learning)
7. Belajar aturan atau hukum-hukum (role
learning)
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving)
Kemampuan dan
ketekunan guru dalam
memecahkan masalah belajar
siswa dengan menggunakan tipe
belajar tersebut akan
sangat membantu, sehingga akhirnya ditemukan perlakuan seperti
apa yang harusdiberikan kepada setiap siswa. Nah sekarang, agar lebih faham
lagi tentang teori belajar Gagne ini, coba Anda cari dari
sumber lain bagaimana
contoh penerapan dari
kedelapan tipe belajar tersebut.
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Gestalt
Teori belajar kognitif lebih
memetingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Yang berbeda dari teori
belajar kognitif ini adalah bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon.
Adapun
Kelebihan teori Kognitif adalah sebagai berikut:
a.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
b.
Dapat meningkatkan motivasi.
Sedangkan
Kekurangan teori kognitif adalah sebagai berikut :
a.
Untuk teori belajar kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak
dapat diukur hanya dengan satu orang
siswa saja , maksudnya kemampuan siswa harus diperhatikan. Apabila kita
menekankan pada keaktifan siswa, dan tidak dapat dipungkiri ada saja siswa yang
tidak aktif dalam menanggapi suatu pelajaran, otomatis pembelajaran ini tidak
akan berhasil secara menyeluruh guru
juga dituntut untuk mengikuti keaktifan siswa, kionsekuensinya adalah guru
harus rajin mempelajari hal-hal baru yang mungkin
b.
Konsekuansinya terhadap lingkungan adalah fasilitas-fasilitas dalam lingkungan
juga harus mendukung, agar siswa semakin yakin dengan apa yang telah mereka
pelajari.
Referensi :
Presentasi Kelompok 2 Teori belajar dan pembelajaran tentang teori gestalt
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN/BBM_2.pdf
Referensi :
Presentasi Kelompok 2 Teori belajar dan pembelajaran tentang teori gestalt
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN/BBM_2.pdf
Tidak ada komentar