Resume Teori Belajar Konstruktivisme
A.
Konsep Teori Konstruktivisme
Berasal dari kata “to construct”
artinya membangun atau menyusun. Menurut Von Glasersfeld konstruktivisme
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
adalah konstruksi (bentukan) dari
kita sendiri dan
Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi
seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya. Esensi dari
teori konstruktivisme bahwa
siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu
informasi kompleks ke
situasi lain, dan
apabila dikehendaki
informasi itu menjadi
milik mereka sendiri.
Dengan dasar ini pembelajaran harus
dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Landasan
berpikir konstruktivisme agak berbeda
dengan pandangan kaum objektivitas
yang lebih enekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi
memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa
memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Teori ini
berkembang dari teori
kerja Piaget, Vygotsky,
teori pemrosesan informasi, dan
teori psikologi kognitif
lainnya,
Teori konstruktivisme terbangun karena adanya penghubungan (networking
learning) antara pengetahuan lama dengan yang baru, dalam hal ini terdapat
proses asimilasi yang menghubungkan teroi lama dan yang baru dengan adanya
refleksi yaitu hasil berfikir merenung sehingga dapat menemukan pengetahuan
baru.
Terdapat Klasifikasi
belajar yang
serumpun dengan Teori Konstruktivisme, antara lain :
1.
Reception Learning (Belajar untuk menerima)
Pada
klasifikasi ini pelajar bersikap Pasif dan hanya menerima pembelajaran dari
guru.
2.
Construktivisme
sendiri
Bebeda
dengan reception Learning pada klasifikasi ini pelajar lebih bersikap aktif
dengan mencari bahan-bahan pembelajaran.
3.
Rote Learning (Belajar dengan menghapal)
Pada
klasifikasi ini pengetahuan yang diterima oleh siswa terus di tumpuk dengan
cara menghapal.
4.
Gestalt learning
Pada
klasifikasi ini pelajar menghubungkan
pengetahuan yang lama dengan yang baru.
Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme
antara lain :
1. Menumbuhkan motivasi siswa bahwa
belajar merupakan tanggung jawabnya sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa
untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3. Mengembangkan kemampuan siswa
untuk menjadi pemikir yang mandiri.
C.
Karakteristik Teori Belajar Konstruktivisme.
1. Memberi peluang kepada murid
membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
2. Menyokong pembelajaran secara
koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.
3. Menggalakkan murid bertanya
dan berdialog dengan murid dan guru.
4. Menganggap pembelajaran
sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
5. Menggalakkan proses inkuiri
murid melalui kajian dan eksperimen.
D.
Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibangun oleh
siswa sendiri.
2. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar.
3. Guru sekedar membantu
menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
4. Menghadapi masalah yang
relevan dengan siswa.
5. Mencari dan menilai pendapat
siswa.
E.
Teori-teori belajar Konstruktivisme
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Piaget
Piaget
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan
kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang
dimilikinya. Proses tersebut meliputi:
a. Skema/skemata adalah struktur kognitif
yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental
dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai
kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus
berkembang. Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi
dengan lingkungan disebut dengan skemata.
b. Asimilasi adalah proses kognitif
perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau
merinci. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau
pola yang sudah ada dalam pikirannya.
c. Akomodasi adalah proses pembentukan
skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi. Dalam menghadapi
rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan
pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru
itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada.
d. Equilibrasi adalah keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar
dengan struktur dalamnya (skemata).
Pengamatan dari Percobaan Piaget
antara lain
Piaget
mengatakan anak ternyata
dapat memecahkan masalah secara Kongkrit (menanganai masalah dengan gaya
logika)
dan dapat mengerti jika teori di balik, kesimpulan dari pengamatannya untuk di
terapkan kepada peserta didik antara lain :
a.
Pengurutan
b.
Klasifikasi (memilih)
c.
Decentering (Tidak hanya memusatkan hanya pada 1 kemampuan atau pengetahuan)
d.
Reversibility (Kemampuan menganalisis dan sintesis)
e.
Penghilangan sifat Egosentrisme (Egoisentrisme tidak akan membentuk hubungan
konstruktif sehingga tidak cocok untuk teori gestalt.
2. Teori belajar Konstyruktivisme
Vygotsky
Vygotsky
menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan
lingkungan social
yang disebut
konstruktivisme social. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu Zone
of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
a. Zone of Proximal Development
(ZPD),
merupakan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman
sejawat yang lebih mampu.
b. Scaffolding, merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap
awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.
F.
Implikasi Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Seperti yang
telah diungkapkan sebelumnya
konstruktivisme memandang belajar sebagai suatu proses mengkonstruksi
pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan
mental secara aktif.
Belajar juga merupakan suatu
proses asimilasi dan menghubungkan bahan
yang dipelajari dengan
pengalaman-pengalaman yang dimiliki
seseorang sehingga pengetahuan yang dimilikinya menjadi semakin kuat. Adapun
implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,
1999: 63) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau
anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
dihadapi,
2. Kurikulum
dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
4. peserta
didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
peserta didik.
Jika
kita cermati bahwa
peran aktif siswa
yang sangat penting
di dalam pembelajaran konstruktivisme, ada
baiknya kita bandingkan
dengan pandangan behaviorisme yang
memandang bahwa belajar
merupakan aktivitas pengumpulan informasi yang
diperkuat oleh lingkungannya, sedangkan
konstruktivisme mengemukakan bahwa pengetahuan
itu adalah kegiatan
aktif siswa meneliti lingkungannya (Bettercourt dalam
Aunurahman: 2009). Karena siswa aktif berperan
membangun pengetahuan dan
pemahamannya sendiri, maka
setiap siswa harus mengetahui kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.Siswa hendaknya memahami karakteristik gaya belajarnya. Sebagai
contoh terdapat sebagian siswa yang merasa sangat terbantu
mengingat suatu informasi
atau konsep tertentu
jika yang dia pelajari dibuat dalam bentuk skema, gambar
atau symbol tertentu, sedangkan siswa yang lain sangat terbantu memahami suatu
konsep jika mereka diberi kesempatan membuat kesimpulan yang mereka susun
sendiri. Untuk itu Menurut Stephen Walker Fungsi dari seorang guru modern
adalah sebagai seorang Fasilitator yaitu seseorang yang membantu siswa untuk
belajar untuk mereka sendiri.
G. Kelebihan dan Kekurangan teori Belajar
Konstruktivisme
1. Kelebihan :
- Dalam proses membina
pengetahuan baru, siswa berpikir untuk menyelesaikan masalah, merancang ide,
dan membuat keputusan.
- Siswa akan lebih faham terhadap
materi yang disampaikan oleh gurunya karena ia aktif bertanya. Karena dalam
konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk menggunakan pengetahuannya dan aktif
bertanya.
- Siswa akan lebih mudah untuk
mengingat suatu materi yang disampaikan, yang dipelajarinya, karena dalam
konstruktivisme ini, pembelajaran adalah mempunya makna yang lebih dalam.
- Siswa akan mahir dalam
bersosialisasi, karena dalam konstruktivisme ini, siswa dituntut untuk dapat
berinteraksi dengan baik dengan sesama temannya dan bekerjasama, serta
berinteraksi dengan baik pula dengan guru karena aktif bertanya demi
mendapatkan suatu pengetahuan baru.
- Siswa akan termotivasi lebih
untuk belajar demi mendaptlan ilmu pengetahuan yang baru.
- Menyenangkan, belajar bagi
siswa akan terasa menyenangkan karena dengan siswa berusaha untuk aktif ketika
proses pembelajaran itu terjadi.
2. Kekurangan
- Peran guru hanya sebagai mediator
dan fasilitator bagi pembelajaran siswa
- Karakteristik setiap siswa
berbeda-beda, tidak semua siswa dapat aktif dalam belajar, apalagi ketika
proses pembelajaran berlangsung, ada saja siswa yang tidak berani untuk dapat
aktif.
- Penekanan terhadap relativisme,
yaitu pandangan bahwa semua bentuk pengetahuan dapat dibenarkan karena dibangun
oleh para siswa terutama jika pengetahuan-pengetahuan tersebut mencerminkan
konsesus masyarakat.
Referensi
:
Persentasi
Kelompok 3 tentang teori belajar Konstruktivisme
Penerangan
Dosen mata kuliah Teori belajar dan pembelajaran
Terimakasih telah menjadi inspirasi dan referensi bagi kami
BalasHapushttps://www.dasarguru.com/teori-belajar-konstruktivisme/
Salam Hormat,
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com